Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan syarat kepada Ukraina agar menyerah kepada Moskow jika ingin membuka perundingan damai. Ucapan Putin menuai kemrahan dan kecaman dari Kyiv dan Barat.
Putin mengungkapkan syarat itu dalam pidato yang agresif di Moskow pada malam menjelang pertemuan puncak perdamaian Ukraina di Swiss.
“Rusia akan menghentikan serangannya hanya jika Ukraina menarik pasukannya sepenuhnya dari timur dan selatan serta membatalkan tawarannya untuk menjadi anggota NATO,” ujar Putin, seperti dikutip
AFP, Sabtu 15 Juni 2024.
Kedua negara telah terkunci dalam konflik berdarah selama lebih dari dua tahun, dan tidak ada perundingan damai langsung yang diadakan sejak minggu-minggu pertama kampanye Rusia ketika mereka maju ke ibu kota Ukraina.
Kyiv telah menyerukan penarikan penuh Rusia dari wilayahnya yang diakui secara internasional, termasuk semenanjung Krimea yang dianeksasi, sebagai bagian dari kesepakatan damai apa pun.
Presiden Volodymyr Zelensky, yang berharap untuk mengumpulkan dukungan internasional untuk posisi itu akhir pekan ini, mengecam tuntutan Putin sebagai “ultimatum” teritorial yang mengingatkan pada Adolf Hitler.
“Pasukan Ukraina harus ditarik sepenuhnya dari Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, wilayah Kherson dan Zaporizhzhia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi kepada diplomat Rusia di Moskow.
Rusia mengklaim telah mencaplok keempat wilayah tersebut pada tahun 2022, meskipun tidak memiliki kendali penuh atas salah satu dari wilayah tersebut.
Ibu kota regional Kherson dan Zaporizhzhia masih berada di tangan Ukraina – yang berarti Putin menuntut Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayah di bawah kendalinya sebagai prasyarat untuk negosiasi.
“Begitu Kyiv mengatakan siap untuk melakukan ini dan mulai benar-benar menarik pasukan dan secara resmi membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO, kami akan segera, secara harfiah pada menit itu juga, menghentikan tembakan dan memulai perundingan,” kata Putin.
“Rusia mengupayakan status Ukraina yang netral, tidak berpihak, non-nuklir, demiliterisasi dan de-Nazifikasi,” pungkas Putin.