Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno dan Ketua DPP Golkar Nusron Wahid ‘adu mulut’ soal pihak penggangu pemerintahan di era Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming mendatang. Cekcok itu bermula usai Prabowo blak-blakan meminta pihak yang ogah bekerja sama jangan sampai mengganggu pemerintahan.
Pernyataan itu menuai respons dari Hendrawan. Dia menilai yang akan mengganggu jalannya roda pemerintahan justru dari internal.
“Bukankah yang bisa mengganggu biasanya yang ada di dalam? Yang rajin bersiasat biasanya mereka yang sibuk berburu kursi dan rejeki lebih besar dari akses kekuasaan?” kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).
Hendrawan menyebut pihak di luar pemerintah biasanya hanya melakukan kritik dan kontrol. Menurutnya, kestabilan sebuah koalisi atau pemerintah tidak ditentukan oleh tekanan dari pihak eksternal.
“Dalam Game Theory, stabilitas kartel (koalisi) lebih ditentukan oleh tarik menarik kepentingan internal, bukan oleh tekanan eksternal,” ucapnya.
NUSRON BICARA GODAAN PIHAK LUAR
Nusron kemudian membalas pernyataan Hendrawan. Nusron menganggap pihak luar bisa menggoda pihak dalam yang berujung pemerintahan terganggu.
“Gangguan itu bisa datang dari internal dan eksternal. Tapi pasti lebih banyak gangguan dari pihak luar,” kata Nusron kepada wartawan, Sabtu (11/5).
Nusron mengatakan pihak luar seringkali mengganggu dengan menggoda pihak yang sudah berada di dalam pemerintahan. Dia lantas mengajak pihak yang di luar pemerintahan untuk melakukan kritik dan check and balances dengan sopan.
“Apalagi kalau pihak luar suka menggoda pihak-pihak yang ada di dalam. Sebaiknya kita semua elegan. Kalau di dalam mari kita kerja sama dengan jalan membangun bersama,” kata Nusron.
“Bagi yang di luar marilah menjadi kritikus yang baik dan menjaga check and balances yang sopan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nusron mengatakan saat ini sudah ada presiden dan wakil presiden terpilih yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dia mengingatkan pihak yang mengganggu jalannya pemerintahan berarti mengganggu negara.
“Mandat Rakyat sudah diberikan kepada Pak Prabowo dan Mas Gibran, sebagai presiden dan wapres definitif dengan tingkat legitimasi rakyat yang kuat. Kalau ada yang mengganggu pemimpin dan jalannya pemerintahan, berarti mengganggu negara. Kalau mengganggu pasti akan ketabrak, tapi kalau hanya kritik yaa wajar, dan sudah sewajarnya,” ujar Nusron.
HENDRAWAN AJAK NUSRON TARUHAN
Hendrawan pun kembali menanggapi Nusron. Dia mengajak Nusron bertaruh bahwa ucapannya soal pihak yang akan mengganggu jalannya roda pemerintahan justru dari internal bakal terbukti.
Hendrawan mulanya mengungkit menangnya opsi C dalam angket skandal Bank Century yang dulu didukung PDIP di DPR. Menurut dia, tak sedikit kasus besar yang justru melibatkan pihak internal.
“Yang saya sampaikan sudah terbukti berkali-kali. Opsi C dalam skandal Bank Century, menang karena ada anggota koalisi yang bersiasat. OPEC, kartel minyak lumpuh, karena anggotanya diam-diam bersiasat memperbesar produksi. Jadi yang suka berebut yang suka mengganggu. Itu logikanya,” kata Hendrawan kepada wartawan, Minggu (12/5).
Hendrawan lantas mengajak Nusron bertaruh soal pandangannya itu. Menurut dia, sebagian besar terganggunya roda pemerintahan RI lantaran hasrat korupsi yang dilakukan aktor kekuasaan.
“Kalau bertemu Pak Nusron, saya mau ajak dia bertaruh, teori siapa yang akan terbukti. Peneliti Game Theory sudah memenangkan sejumlah hadiah Nobel Ekonomi,” ujar dia.
“Dalam konteks Indonesia, yang masuk gangguan besar itu bukan kritik atau kontrol, tapi hasrat berkorupsi. Dan hasrat korupsi melekat pada kekuasaan, pada bancakan jabatan,” imbuhnya.