Hingga hari ini serangan masih terus dilancarkan di Jalur Gaza. Bahkan hingga Senin (3/6/2024) pagi. Oleh karena itu, mediator berusaha mendesak Israel dan Hamas untuk segera menyetujui gencatan senjaga di Gaza dan Pembebasan sandera.
Sejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara di Gedung Putih pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Israel akan melanjutkan perang yang bakal mendekati bulan kesembilan.
Dikutip dari AFP, Israel bersikeras untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para tawanan yang diculik dalam serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023. Hamas mengatakan mereka melihat secara positif apa yang digambarkan Biden sebagai proposal Israel.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menelepon anggota kabinet perang Israel Benny Gantz dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk membahas kesepakatan itu, kata Departemen Luar Negeri dalam dua pernyataan pada Minggu malam.
Dalam panggilan telepon tersebut, Blinken “memuji” Israel atas proposal tersebut dan menekankan bahwa Hamas harus mengambil kesepakatan itu tanpa penundaan. Netanyahu, seorang veteran politik garis keras yang memimpin pemerintahan koalisi sayap kanan yang rapuh, berada di bawah tekanan domestik yang kuat dari kedua belah pihak.
Para pengunjuk rasa yang mendukung pembebasan sandera segera, yang kembali berunjuk rasa pada hari Sabtu di Tel Aviv, menginginkan agar Israel melakukan perjanjian gencatan senjata. Namun sekutu sayap kanannya mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika dia melakukan hal tersebut.
Sementara itu, pertempuran terus mengguncang Gaza, dan rumah sakit di sana melaporkan sedikitnya 19 orang tewas dalam serangan semalaman hingga Senin pagi. Korban tewas lainnya juga ada di RS Eropa di Gaza dengan 10 orang tewas dan melukai lainnya di Khan Younis.