Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mulai mengkaji program makan siang gratis Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Partai Demokrat mengatakan bahwa program tersebut akan diterima siswa sekolah negeri hingga pesantren.
“Program ini ditujukan kepada anak-anak yang tengah menempuh pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai menengah baik di sekolah negeri, sekolah swasta, maupun pondok pesantren,” ujar Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Senin (6/5/2024).
Kamhar menyebut berdasarkan diskusi TKN sebelum dibubarkan, program ini memang sudah direncanakan dengan matang. Program ini, katanya, dalam rangka mewujudkan generasi sehat dan cerdas.
“Berdasarkan informasi yang kami peroleh pada berbagai kesempatan diskusi nonformal, pembahasan program makan siang gratis di Dewan Pakar TKN memang sudah semakin mendalam, mulai dari penataan kelembagaan di pemerintahan yang nantinya akan menjadi pelaksana, sampai pada hal-hal yang sifatnya teknis untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Sudah ada semacam cetak birunya,” katanya.
“Program ini akan menjadi bentuk wujud nyata hadir dan turun tangannya negara untuk menyiapkan generasi emas. Generasi yang memiliki asupan gizi dan nutrisi yang memadai sehingga menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Generasi yang handal yang memiliki daya saing di tingkat global,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kamhar mengatakan Demokrat yakin bahwa program ini akan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
“Program ini akan dimulai sejak awal pemerintahan Prabowo-Gibran yang dilaksanakan secara gradual menyesuaikan dengan daya dukung anggaran dan perangkat pelaksanaannya. Kami optimis, seiring waktu, ini akan terus berkemajuan sehingga pada saatnya bisa menjangkau seluruh anak bangsa,” katanya.
BAPPENAS MULAI KAJI MAKAN SIANG GRATIS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengaku tengah mengkaji program makan siang gratis presiden terpilih Prabowo Subianto. Kajian Bappenas meliputi target penerima makan siang gratis hingga nilai gizi yang diberikan.
“Pertama, siapa targetnya, siapa yang paling pantas dapat itu, kemudian frekuensinya seminggu sekali dua kali? Kemudian standar gizi berapa kalori yang diberikan apakah 40 persen? 50 persen?” kata Suharso Monoarfa seusai acara Musrenbangnas 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
Suharso mengingatkan agar program makan siang gratis mengutamakan pangan lokal. Dia ingin daerah menjadi lebih berdaya dengan adanya program tersebut.
“Kemudian pangannya harus yang ada di lokal, jangan sampai beli tempe dari tempat lain, beli tahu dari tempat lain, beli ikan dari tempat lain, tetapi di tempat itu sendiri supaya bisa menumbuhkembangkan daerah,” jelasnya.