Akibat kondisi global yang melambat, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan berjalan stagnan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Perry mengatakan, ekonomi Indonesia stagnan berdasarkan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang dalam Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2025 menargetkan di 5,1-5,5 persen secara year on year (yoy).
“Tidak hanya stagnannya tapi juga negara-negara mitra dagang utama kita pertumbuhannya juga melambat, seperti Amerika akan melambat dari tahun ini 2,5sampai 1,9 persen,” kata Perry dalam keterangannya, Kamis (6/6/2024).
Perry melanjutkan, Tiongkok dari 4,7 persen ke 4,1 persen. Jepang agak lebih baik tetapi negeri Sakura itu di 0,9-1,1 persen.
“Tapi yang menjadi suatu harapan adalah 6,6 persen dari India. Intinya apa? Kondisi pertumbuhan ekonomi global ini tentu saja akan berpengaruh sumber-sumber pertumbuhan dari ekspor yang memerlukan suatu kerja keras supaya menjadi pendukung pertumbuhan,” tutur Perry.
Selain itu, harga komoditas juga berdampak pada inflasi global yang turunnya sangat lambat. Tentunya, kata Perry ini juga berdampak bagaimana Indonesia mengendalikan inflasi di dalam negeri yang berkaitan dengan harga minyak dan pangan.
Kemudian berkaitan dengan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan BI baru akan turun pada akhir tahun ini sekitar 25 basis poin dan sekitar 50 basis poin pada semester I 2025.
“Dari kemungkinan FFR di tahun depan, itu masih berkisar 4,75 persen dan ini berdampak juga suku bunga yield pemerintah Amerika Serikat yang tinggi, dan itu akan berdampak kepada financing dari APBN kita,” ucap dia.
Sementara itu, Perry mengungkapkan nilai tukar dolar AS masih berdampak kepada tekanan-tekanan dari nilai tukar dunia termasuk rupiah.
Terakhir, risiko global dan geopolitik yang tinggi berdampak pada arus modal yang terus masuk untuk stabilitas kita.
“Inilah lima hal yang berpengaruh pada Asumsi Makro yang kita sampaikan yaitu pertumbuhan (ekonomi), nilai tukar dan inflasi,” pungkasnya.
Adapun Komisi XI menggelar Raker bersama dengan Menteri Keuangan RI, Menteri PPN, Gubernur Bank Indonesia, Dewan Komisioner OJK, dan Rapat Dengar Pendapat dengan Plt. Kepala BPS, terkait Pembahasan Asumsi Dasar dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2025.