Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi perang di masa depan bisa dipicu kelangkaan air di berbagai belahan dunia. Hal itu ia sampaikan di Forum Air Dunia (World Water Forum) ke-10.
Jokowi menerangkan air perlu dikelola dengan baik agar tak menjadi bencana. Menurutnya, jika tidak ada air, tak ada pula kedamaian, kehidupan, dan pertumbuhan.
“Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” kata Jokowi, Senin (20/5/2024).
Di samping itu, Jokowi juga mengutip pendapat Bank Dunia soal pengaruh air bagi ekonomi. Dia menyebut kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050.
Kemudian, mantan Wali Kota Solo itu juga mengingatkan bahaya kelangkaan air dalam beberapa puluh tahun ke depan. Jokowi mengingatkan 72 persen permukaan bumi ditutup air, tetapi hanya 1 persen di antaranya yang bisa dikonsumsi.
“Bahkan di tahun 2050, 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan,” lanjut Jokowi.
Tak berhenti sampai di situ, ia juga mengajak para pemimpin dunia mengelola air bersama dengan bijak. Indonesia menawarkan empat inisiatif untuk pengelolaan air dunia.
Pertama, penetapan Hari Danau Dunia. Lalu pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik. Ketiga, tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air.
“Yang mulia, air bukan sekadar produk alam, tetapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya,” tandasnya.