Israel mengaku mendapatkan informasi bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan mereka ke daftar pelaku pelanggaran terhadap anak-anak pada 2023. Melihat hal itu, Israel merasa dirugikan.
Sebagaimana diberitakan AFP, laporan tahunan “Anak-anak dan Konflik Bersenjata” dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres baru akan dipublikasikan pada 18 Juni.
Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, angkat bicara setelah menerima pemberitahuan secara pribadi mengenai pencantuman tersebut.
“Saya benar-benar terkejut dan jijik dengan keputusan yang memalukan ini,” kata Erdan dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga berkeberatan dengan keputusan PBB tersebut.
“PBB hari ini menempatkan dirinya sendiri dalam daftar hitam sejarah ketika mengadopsi klaim absurd dari Hamas,” jelas Netanyahu di X.
Ia bahkan menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah militer paling bermoral di dunia.
“Dan, tidak ada keputusan ‘bumi datar’ dari sekretaris jenderal PBB yang dapat mengubahnya,” tulisnya.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan, penambahan Israel ke dalam daftar pelaku pelanggaran terhadap anak-anak memang tidak akan memulihkan nyawa anak-anak yang terbunuh atau mengalami cacat permanen dalam serangan militer Israel.
“Namun, ini merupakan langkah penting ke arah yang benar untuk mengakhiri standar ganda dan budaya impunitas yang dinikmati Israel terlalu lama dan membuat anak-anak kami rentan,” katanya di X