Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan adanya potensi penurunan produksi beras yang terjadi pada Januari-Juli 2024. Hal tersebut diungkap langsung oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Potensi tersebut diketahui berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hasil amatan pada bulan April 2024, proyeksi total produksi beras Januari-Juli 2024 sebesar 18,64 juta ton.
Angka ini lebih rendah 2,47 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
“Berdasarkan proyeksi KSA BPS amatan April 2024, total produksi beras Januari-Juli (2024) sebesar 18,64 juta ton, lebih rendah 2,47 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (11/6/2024).
Lebih lanjut Arief mengatakan, berdasarkan proyeksi neraca konsumsi periode Januari-Juli 2024 sedikit mengalami surplus sebesar 0,65 juta ton. Menurut dia, angka ini lebih rendah 2,64 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Hal tersebut menjadi concern kami untuk menghadapi bulan-bulan berikutnya, mengingat kita memasuki musim kemarau,” kata Arief.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat produksi beras turun signifikan pada awal tahun 2024. Hal ini seiring dengan luas panen padi yang tergerus.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, produksi padi pada periode Januari sampai April 2024 diperkirakan hanya mencapai 18,59 juta ton. Angka itu turun 17,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 22,55 juta ton.
Penurunan itu melanjutkan kontraksi yang terjadi sepanjang tahun lalu. BPS mencatat, produksi beras sepanjang 2023 sebanyak 53,98 juta ton, turun 1,40 persen atau 770.000 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 54,75 juta ton.
“Penurunan tersebut merupakan konsekuensi penurunan luas panen padi yang terdampak El Nino,” ujar Habibullah dalam keterangannya, Jumat (1/4/2024).